Produksi Itik Lokal Unggul Sumatera Barat Melalui Seleksi dan Pemurnian Galur (Keragaman Genetik Rendah) serta Karakterisasi Potensi Hasil Persilangan Guna Peningkatan Sumber Daya Ekonomi Masyarakat

Zasmeli Suhaemi; Sabrina; Nita Yessirita; Febriani (2018) Produksi Itik Lokal Unggul Sumatera Barat Melalui Seleksi dan Pemurnian Galur (Keragaman Genetik Rendah) serta Karakterisasi Potensi Hasil Persilangan Guna Peningkatan Sumber Daya Ekonomi Masyarakat. EC00201902452.

[img]
Preview
Text
Zasmeli Suhaemi_Hak Cipta Laporan Penelirtian_PSN_Tahun 1.pdf

Download (486kB) | Preview
[img]
Preview
Text
sertifikat_EC00201902452.pdf

Download (771kB) | Preview
Official URL: https://pdki-indonesia.dgip.go.id/

Abstract

Kemurnian plasma nutfah perlu dipertahankan sebagai upaya penyediaan bibit untuk pengembangan lebih lanjut, selain itu persilangan dalam ragka memanfaatkan heterosis itik lokal di Sumatera Barat juga perlu dilakukan guna menghasilkan itik lokal yang unggul dalam hal produksi dan kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rumpun itik Pitalah dan Bayang yang lebih seragam berdasarkan Marka Mikrosatelit dalam upaya pelestarian rumpun. Selain itu juga penggabungan sifat-sifat unggul dari hasil seleksi dan pemurnian galur itik Pitalah dan itik Bayang, dalam upaya meningkatkan kualitas produksi (penghasil daging dan telur) serta kualitas produk (daging dan telur), yang disilangkan secara resiprok. Penelitian ini dilaksanakan 3 tahun. Tahun I melakukan seleksi bibit untuk dijadikan tetua itik Pitalah dan Bayang menjelang masa bertelur, variabel yang diukur : 1) produksi telur, 2) berat telur, 3) kualitas internal telur dan 4) kandungan kolesterol serum darah (HDL, LDL dan trigliserida). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rataan bobot awal itik jantan Pitalah lebih rendah (38,47 g) dibanding Bayang (38,84 g), demikian juga dari bobot awal itik betina, itik Pitalah (38,33 g) lebih rendah dibanding Bayang (38,83 g). Sedangkan bobot hidup umur 12 minggu itik jantan Pitalah lebih unggul (1436,27 g) dibanding Bayang (1400,71 g), demikian juga dari bobot itik betina itik Pitalah (1293,33 g) lebih unggul dibanding Bayang (1325,94 g). Sehingga pertambahan berat badan itik Pitalah lebih tinggi dibandingkan dengan Bayang baik jantan maupun betina. Kandungan kolesterol serum darah itik Pitalah jantan umur 12 minggu (162,70 mg/dl) terbukti lebih rendah dibanding Bayang (177,54 mg/dl), sedangkan HDL itik Pitalah dan Bayang tidak berbeda nyata (78,29 mg/dl dan 85,50 mg/dl). Meskipun kandungan kolesterol daging itik Pitalah lebih tinggi dibanding Bayang, namun tidak berbeda nyata. Bobot badan DOD (Day Old Duck) itik Pitalah lebih rendah dibanding itik Bayang, namun pertumbuhan itik Pitalah jantan sampai umur 12 minggu, lebih baik dibandingkan itik Bayang. Sebaliknya pada itik betina, itik Pitalah memiliki bobot umur 12 minggu yang lebih rendah, demikian juga halnya dengan pertambahan bobot badannya, Kandungan kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL darah itik jantan umur 12 minggu, menunjukkan itik Pitalah lebih baik, karena kandungan kolesterol dan LDL nyata lebih rendah. Sedangkan kolesterol dan kolesterol-HDL daging tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata untuk trigliserida dan koleterol-LDL.

Item Type: Patent
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Sains > Agrobisnis
Depositing User: Mrs Zasmeli Suhaemi
Date Deposited: 31 Aug 2022 06:13
Last Modified: 31 Aug 2022 06:14
URI: http://repositori.unusumbar.ac.id/id/eprint/111

Actions (login required)

View Item View Item